VIVAnews - Pemerintah Filipina meminta bantuan dunia internasional untuk menanggulangi dampak bencana banjir yang telah menewaskan 240 orang. Banjir pascabadai tropis Ketsana yang terjadi akhir pekan lalu ini juga menyebabkan ribuan warga kehilangan tempat tinggal.
Permintaan bantuan disampaikan Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro melalui siaran televisi nasional. Sementara itu dua badai baru sedang terbentuk di Samudra Pasifik dan diperkirakan akan menghantam Filipina pertengahan pekan ini dan awal pekan depan.
"Kami sangat mengharapkan bantuan kemanusiaan internasional," kata Teodoro seperti dikutip harian The Guardian edisi Selasa, 29 September 2009.
Teodoro mengatakan Filipina sangat membutuhkan bantuan berupa tenaga penyelamat, makanan, minuman, dan obat-obatan. Menurut dia, pemerintah Filipina telah mencoba menyalurkan kebutuhan pokok. Tentara, polisi, dan relawan telah menyelamatkan lebih dari 12.359 orang. "Namun kami menghadapi situasi yang lebih buruk dari ini," kata dia.
Air bah merendam rumah 1,9 juta warga Manila dan sekitarnya. Presiden Gloria Macapagal-Arroyo telah mengizinkan warga mengungsi di istana kepresidenan. Arroyo dan menteri-menteri kabinet juga berjanji akan menyisihkan gaji selama dua bulan untuk biaya penanggulangan bencana.
Selama 12 jam, badai Ketsana menumpahkan hujan dengan intensitas setara curah hujan rata-rata sebulan. Banjir yang terjadi setelahnya merupakan banjir terburuk di Filipina selama 40 tahun terakhir. Pemerintah telah mengumumkan kondisi darurat di Manila dan 25 provinsi yang terkena badai.
No comments:
Post a Comment